Rabu, 26 November 2014

Al Qur'an, Hadis Qudsi dan Hadis Nabawi



AL QUR’AN HADIS QUDSI DAN HADIS NABAWI

A.     Pengertian Al-Quran


Pengertian Etimologi [bahasa].Secara bahasa Al-Quran berasal dari bahasa Arab , yaitu qaraa-yaqrau-quraanan yang berarti bacaan. Hal itu dijelaskan sendiri oleh Al-Quran dalam Surah Al-Qiyamah ayat 17-18
إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ ﴿١٧﴾ فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ ﴿١٨﴾

“ Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu. [QS. Al-Qiyamaah 17-18]
Pengertian Al-Quran Terminologi [istilah][1].
a.       Menurut Manna’ Al-Qhattan :

كَلَامُ اللهِ المُنَزًّلُ عَلَي مُحَمَّدٍ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَلْمُتَعَبَدُ بِتِلَاوَتِهِ

“ kitab Allah yang diturnkan kepada Nabi Muhammad SAW dan orang yang membacanya memperoleh pahala.
b.      Menurut Al-Jurjani :
هُوَ اَلْمُنَزَّلُ عَلَى الرَّسُولِ المَكْتُوبِ فِى الْمَصَاحِفِ اَلْمَنْقُولُ عَنْهُ نَقْلًا مُتَوَاتِرًا بِلَا شُبْهَةٍ

“ yang diturunkan kepada Rasulullah SAW., ditulis dalam mushaf, dan diriwayatkan secara mutawattir tanpa keraguan.
c.       Menurut kalangan pakar ushul fiqh, fiqh, dan bahasa Arab :
كَلَامُ اللهِ المُنَزَّلُ عَلَى نَبِيِّهِ مُحَمَّدٍ ص.م اَلْمُعْجِزِ اَلْمُتَعَبَّدُ بِتِلَاوَتِهِ اَلْمَنْقُولُ بِالتَّوَاتُرِ اَلْمَكْتُوبِ فِى اَلْمَصَاحِفِ مِنْ اَوَّلِ سُوْرَةٍ اَلْفَاتِحَةِ اِلَى سُورَةٍ النَّاسِ

“ kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi-Nya, Muhammad. Lafadz-lafadznya mengandung mukjizat, membacanya mempunyai ibadah, diturunkan secara mutawattir, dan ditulis pada mushaf, mulai dari awal surat Al-Fatihah sampai pada surat An-Nass
Dari pengertian diatas, ada beberapa bagian yang unsur penting, yaitu[2] :
1.      Al-Quran adalah firman Allah.
إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى ﴿٤﴾

“ ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). [QS. An-Najm 4]
Ayat ini menunjukkan bahwa Al-Quran adalah wahyu (bisikan dalam sukma  dan isyarat yang cepat yang bersifat rahasia disampaikan oleh Allah kepada Nabi dan Rasul) yang diturunkan oleh Alla kepada nabi Muhammad SAW.
2.      Al-Quran adalah mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.Tak satu pun jin dan manusia yang dapat menandinginya, meskipun mereka berkerjasama.

قُل لَّئِنِ اجْتَمَعَتِ الإِنسُ وَالْجِنُّ عَلَى أَن يَأْتُواْ بِمِثْلِ هَـذَا الْقُرْآنِ لاَ يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيراً ﴿٨٨﴾
“ Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan Dia, Sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain". [QS. AL-ISRAA 88]
3.      Al-Quran disampaikan secara mutawatir.

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ ﴿٩﴾
“ Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. [QS. Al-Hijr 9]
4.      Membaca Al-Quran bernilai ibadah.
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا؛لَا أَقُولُ: الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ.رَوَاهُ التِّرْمَذِيُّ ،وَقَالَ:حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ.
Nabi bersabda: “Aku tidak mengatakan alif laam miim satu huruf, tetapi Alif satu huruf, laam satu huruf, miim satu huruf dan satu kebaikan nilainya 10 kali lipat” (Al-Hadist).
5.      Al-Quran diturunkan kepada nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril.
قُلْ نَزَّلَهُ رُوحُ الْقُدُسِ مِن رَّبِّكَ بِالْحَقِّ لِيُثَبِّتَ الَّذِينَ آمَنُواْ وَهُدًى وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ ﴿١٠٢﴾
 “ Katakanlah: "Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al Quran itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)".[ QS. An-Nahl 102]



B.     Pengertian Hadis Qudsi

Hadis Qudsi disebut juga hadis Ilahi atau hadis Rabbani. Penamaan hadis ini dengan hadis Qudsi karena sebagai penghormatan mengingat sumbernya dari Allah Swt. Yang ditransperkan kepada Nabi Muhammad saw baik lewat mimpi atau ilham.
والحديث القدسى: معناه الحديث المنسوب إلى الذات القدسية، وهو الله  سبحانه وتعالى اصطلاحاً: هو ما نقل إلينا عن النبى-- صلى الله عليه وسلم --، مع إسناده إياه إلى ربه عز وجل[3]
Secara bahasa Qudsi dari Qadusa, yaqdusu, qudsan, artinya adalah Suci atau bersih. Hadis Qudsi adalah sesuatu yang diberitakan Allah SWT, terkadang melalui wahyu, ilham,atau mimpi, dengan redaksinya diserahkan kepada Nabi Saw.

C.     Cirri – Ciri Hadis Qudsi

Hadis Qudsi biasanya dibubuhi kalimat – kalimat[4] :
1)      Qala atau Yaqulu Allahu Azza wa jalla.
2)      Fima yarwihi ‘anillahi Tabaraka wa Ta’ala
3)      Lafad – lafad yang semakna dengan apa yang disebut  di atas, setelah penyebutan yang menjadi sumber rawi pertamanya, yakni shahabat.
Contoh hadis Qudsi, diantaranya :

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى وَأَنَا مَعَهُ حِينَ يَذْكُرُنِى إِنْ ذَكَرَنِى فِى نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِى نَفْسِى وَإِنْ ذَكَرَنِى فِى مَلإٍ ذَكَرْتُهُ فِى مَلإٍ هُمْ خَيْرٌ مِنْهُمْ وَإِنْ تَقَرَّبَ مِنِّى شِبْرًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ مِنْهُ بَاعًا وَإِنْ أَتَانِى يَمْشِى أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً [5]

Dari Abi Hurairah r.a.ia berkata : Nabi Saw. Bersabda : Aku selalu ada pada anggapan hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku selalu bersamanya selama ia mengingat-Ku, apabila ia mengingat-Ku dalam dirinya, maka Aku mengingatnya dalam diri-Ku. Apabila ia mengingat-Ku di dalam orang banyak, maka Aku mengingatnya dihadapan orang banyak yang lebih baik dari mereka. Apabila mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya satu hasta. Apabila ia mendekat kepada-Ku satu hasta, maka Aku mendekat kepadanya satu depa. Apabila ia mendatangi-Ku sambil berjalan, maka Akumendatanginya sambil berlari”. (HR. Muslim).

D.    Perbedaan Hadis Qudsi Dengan Al Qur’an

Perbedaan antara hadis Qudsi dan Al Qur’an menurut DR. Nuruddin ‘Itr[6] mengutif pendat dari Abul Baqa’ Al Akbari, yaitu :
1)      Al Qur’an lafal dan maknanya berasal dari Allah Ta’ala melalui pewahyuan secara terang-terangan, sedangkan hadis qudsi redaksinya dari Nabi Muhammad Saw dan maknanya dari Allah Ta’ala melalui pengilhaman atau melalui mimpi.
2)      Al Qur’an diturunkan melalui pelantaraan malaikat jibril kepada Nabi Muhammad Saw, sedangkan hadis qudsi tidak demikian.
3)      Al Qur’an sebagai mukjizat yang memiliki keistimewaan yang tidak terdapat dalam hadis qudsi.

E.     Persamaan Dan Perbedaan Hadis Qudsi Dengan Hadis Nabawi

Perbedaan hadis quidsi dan hadis nabawi adalah, sandaran hadis qudsi adalah Allah, sedangkan hadis nabawi adalah Nabi. hadis qudsi maknanya dari Allah yang diberikan kepada Nabi Saw melalui pengilhaman atau mimpi, tapi redaksi dibahasakan oleh Nabi. Sedangkan hadis nabawi isi atau makna dan redasinya dari Nabi Saw. Persamaanya redaksinya baik hadis qudsi atau nabawi sama-sama dari Nabi Muhammad Saw.


[1] DR. Muhammad Bin Luthfi Ash Shibagy, Lamhat fi ‘Ulumil Qur’an. Maktabah syamilah, hlm. 1-2.
[2] DR. Muhammad Bin Luthfi Ash Shibagy, Lamhat fi ‘Ulumil Qur’an. Maktabah syamilah, hlm. 2.
[3] DR. Mahmud Thahan, Taisir Mushthalahul Hadis, maktabah Syamilah
[4] Drs. Fathur Rahman, Ikhtisar Musthahul Hadis. Cet. 1. (Bandung : PT. Alma’arif, 1974), hal. 69.
[5] Imam Muslim, Shahih Muslim. Kitab Adz Dzikru wa Du’au wa Taubatu, bab Hitsi ‘ala Dzikrillahi Ta’ala. Hadis No. 6981.
[6] DR. Nuruddin ‘Itr. Ulumul Hadis, terjemah oleh Drs. Mujiyo, cet. 1. (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2012), hal. 336.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar